. azhnyieta khairunnisa
♥●•٠·˙ selaamat Datang... di blog ini, mari kita belajar bersama tentang segala hal yang bermanfaat... untuk memjadi lebih baik..˙·٠•●♥

Senin, 15 Agustus 2011

Baca dan renungkan...

RENUNGAN 1 MENIT




بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Adalah seorang pemuda yang tengah berjalan- jalan ditepi hutan untuk mencari udara segar, ketika dia tengah berjalan, tiba -tiba terdengarlah Bunyi auman suara harimau…
Auuuummmm… .!!!!!
Seekor harimau yang sedang lapar Dan mencari mangsa untuk mengisi perutnya Dan tiba-tiba Sudah berada dihadapan pemuda . pemuda tadi karena takut, diapun berlari semampu dia bisa, Harimau yang sedang lapar tentunya tidak Begitu saja melepas mangsa empuk di depan matanya, harimau itupun mengejar pemuda tadi. Ditengah kepanikkannya, pemuda tadi masih sempat
Berdoa, agar diselamatkan dari terkaman harimau,…rupanya doanya dikabulkan, dalam pelariannya dia melihat sebuah sumur tua,..terlintas Dibenaknya untuk masuk kedalam sumur itu,..karena harimau pasti tidak akan mengejarnya ikut masuk kesumur tersebut.
Beruntungnya lagi ternyata sumur tersebut ditengahnya Ada tali menjulur ke bawah, jadi pemuda tadi tidak harus melompat yang mungkin saja bisa membuat kakinya patah
karena dalamnya sumur tersebut. Tapi ternyata tali itu pendek Dan takkan sanggup membantu dia sampai kedasar sumur, hingga akhirnya dia bergelayutditengah- tengah sumur, ketika tengah bergelayut
Dia menengadahkan mukanya keatas ternyata harimau tadi masih menunggunya dibibir sumur, Dan ketika dia menunduk kebawah, terdengar suara kecipak air,..setelah diamati ternyata Ada 2 ekor buaya yang ganas yang berusaha menggapai badannya,.
Ya Allah bagaimana ini, diatas aku ditunggu harimau, dibawah buaya siap menerkamku, ketika dia tengah berpikir caranya keluar, tiba-tiba dari Pinggir sumur yang Ada lobangnya keluarlah seekor tikus putih
..ciiit…ciiit. .. ….ciit…yang naik meniti tali pemuda tadi Dan mulAI menggerogoti tali pemuda tadi,..belum hilang keterkejutannya dari lobang Satunya lagi muncul seekor tikus hitam yang melakukan hal sama seperti tikus putih menggerogoti tali yang dipakai pemuda tuk bergelantungan. Waduh …jika tali ini putus, .habislah riwayatku dimakan
buaya..!!! Cemas dia berpikir,… jika aku naik keatas ….sudah pasti harimau menerkamku,. ..jika menunggu disini…lama- lama tali ini akan putus Dan Buaya dibawah siap menyongsongku. .. Saat itulah dia mendengar dengungan rombongan lebah yang sedang mengangkut madu untuk dibawa kesarang
Mereka,..dia mendongakkan wajahnya keatas..Dan tiba-tiba jatuhlah setetes madu dari lebah itu langsung tertelan ke mul UT pemuda tadi. Spontan pemuda tadi berkata…Subhanall ah ..Alangkah manisnya madu Ini,..baru sekali ini aku merasakan
madu semanis Dan selezat ini…!!! Dia lupa akan ancaman buaya Dan harimau tadi.
Tahukah kamu, inti dari cerita diatas…Huh
Pemuda tadi adalah Kita semua, harimau yang mengejar adalah maut Kita, ajal memang selalu mengejar. Kita. Jadi ingatlah akan mati. Dua ekor buaya adalah malaikat munkar Dan nakir yang menunggu Kita di alam kubur Kita nantinya . Tali tempat pemuda bergelayut adalah panjang umur Kita,..jika talinya panjang maka pendeklah umur Kita,
jika talinya pendek maka panjanglah Umur Kita. Tikus putih Dan tikus hitam adalah dunia Kita siang Dan juga malam yang senantiasa mengikis umur Kita.Diibaratkan di cerita tadi tikus yang menggerogoti tali pemuda.Madu setetes adalah nikmat dunia yang hanya sebentar. Bayangkan madu setetes tadi masuk ke mul UT pemuda,…sampai dia lupa akan ancaman harimau Dan buaya,.. begitulah Kita, ketika Kita menerima nikmat sedikit, Kita lupa kepada Allah.Ketika susah baru ingat kepada Allah.. Astaghfirullah……
Hayatilah sedalamnya akan makna ayat demi ayat, perkataan demi perkataan

Sabtu, 19 Maret 2011

sebelum 1 jam berakhir


Hanya 1 jam sebagai penentu

Sadarkah engkau…                                                              

Betapa cepat waktu berlalu meninggalkanmu

Betapa singkat hidupmu di dunia ini

AlQur'an telah berkata :

"Ketika penghuni surga bercakap-cakap

Tidaklah kita hidup di dunia kecuali hanya sebentar

Seperti di waktu pagi atau sore hari"


Sadarkah engkau…

1 hari akhirat adalah 1000 tahun dunia

1 jam adalah 42 tahun..

Ketika umurmu telah termakan masa baligh

Ketika itulah amalmu akan dihitung

Maka tinggal 1 jam umurmu yang berjalan

Itu jika umurmu mencapai 63 tahun


Sadarkah engkau…

Kebahagian dan keselamatanmu di akhirat

Sangat tergantung oleh kehidupan singkatmu didunia ini

Sangat tergantung oleh 1 jam yang menentukan

Ya… 1 jam yang menentukan

Untuk apa dia engkau gunakan


Sadarkah engkau…

Sesuatu yang dekat dengan diri ini

Sesuatu yang bahkan lebih dekat dari urat lehermu

Yaitu kematian…

Yang datangnya begitu mendadak

Maka gunakanlah tarikan nafasmu untuk beramal

Sebelum 1 jam mu berakhir…                          

Ya robbi…

Sinarilah aku dalam meniti jalanMU

Selamatkan aku dalam perjalanan ini

Sampai berjumpa denganMU…

mengapa malu untuk berjilbab??


Kisah tragis yang dialami Marwa Al-Sharbini hanyalah merupakan satu contoh kecil terhadap serangan jilbab. Masih banyak bentu-bentuk serangan terhadap jilbab dari luar maupun dalam yang belum terungkap, diantaranya seperti apa yang akan dipaparkan pada tulisan berikut:

Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam bersabda:

“Kelak umat-umat lain akan mengerumuni kalian, sebagaimana makanan  yang dikerumuni di seputar tempat hidangan."

Saat ini kita melihat secara kasat mata, bagaimana statement permusuhan yang dilontarkan secara terbuka oleh bangsa-bangsa lain yang merupakan bagian dari golongan syaithan yang menyesatkan, baik dari jenis jin maupun manusia di belahan bumi bagian timur dan barat. Manusia-manusia yang mendukung mereka menganggap bahwa mereka masih bagian dari kaum muslimin, sementara mereka memproklamirkan secara terang-terangan untuk memerangi Islam dan kaum muslimin. Setiap hari kita mendapati mereka sedang mengarahkan panah-panah beracun mereka kepada umat Islam.

Hal yang lebih mengejutkan lagi aneh bagi kita, Menteri Kebudayaan Mesir melontarkan pernyataannya :
“Sesungguhnya hijab (pakaian jilbab yang menutupi seluruh aurat wanita, pent.) itu merupakan langkah kemunduran (budaya) … !!!”

Ini merupakan pernyataan seorang mentri sebuah negara arab terbesar yang menjadi contoh kebudayaan di kebanyakan negara-negara muslim.

(Terbukti) benar, sesungguhnya kecemburuan dan kedengkian mereka semakin bertambah saat menyaksikan wanita muslimah yang menjaga kesucian diri mereka di zaman yang penuh fitnah, ia memelihara hijabnya yang telah diwajibkan oleh Allah dari tujuh lapis langit kepadanya, dan memegang teguh nilai-nilai agamanya yang lurus (al-hanif).

Kami mendapati mereka sebagai komplotan konspirasi … (dimana) gerak mereka tidak pernah berhenti dan mata mereka tidak pernah terpejam, hingga terealisasinya (target) mereka melucuti hijab yang suci lagi santun dari (tubuh) wanita muslimah.

Kenapa bisa semua kedengkian ini terhujam (dalam hati kalian)? Bukankah kalian mengklaim bahwa kalian merupakan penggiat-penggiat demokrasi? Lalu kenapa kalian biasa melakukan kesewenangan dengan merendahkan (martabat) kaum wanita muslimah? Dan kenapa peperangan terbuka terhadap hijab ini (bisa terjadi)?

Saudariku seagama … Wahai orang-orang yang hina dan telah “merdeka” dari urgensi hijab yang dikenakannya … Aku kira bahwa komplotan konspirasi itu telah tampak jelas di hadapanmu … Ketahuilah bahwa (dengan kamu tidak berhijab) berarti kamu turut membantu musuh-musuh agama untuk mencapai tujuan-tujuan mereka yang tersembunyi di balik slogan “Tanpa kenakan hijab”.
Ingatlah bahwa tidak ada tempat untuk berdiri di hadapan Allah Tabarka wa Ta’ala, dan tempat kembalinya seluruh manusia akan berakhir ke liang kubur. Maka mengapa kamu tidak kembali (saja) kepada kebenaran (sejati)mu dan kepada rasa malumu, sebagaimana sabdanya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

“Malu merupakan cabang dari iman”

Mengapa kamu tidak menolong agamamu dan kembali (mengenakan) pakaian yang suci dan santun?? Pakaian hijab inilah yang menutupi auratmu dan memelihara kehormatanmu.
Saudariku yang mulia … Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :

“Ketahuilah, setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban tentang yang dipimpinnya.”

Kamu dengan perananmu, akan dimintai pertanggunjawabannya di hadapan Allah mengenai tindak tandukmu, saat engkau keluar rumah dengan tidak mengenakan hijab, berarti turut memberikan kontribusi secara langsung kepada kerusakan masyarakat dan memberikan efek buruk atasnya.
Janganlah anda menjadi orang-orang yang dikatakan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,

“Dua kelompok manusia penghuni neraka yang belum pernah aku lihat, (yaitu) golongan orang-orang yang membawa cemeti seperti buntut sapi, mereka memukuli manusia dengannya ... Dan kaum wanita yang berpakaian (bagaikan) telanjang, selalu melakukan kemaksiatan dan mengajarkan kemaksiatannya kepada orang lain. Kepala-kepala mereka bagaikan punuk unta yang miring, mereka tidak akan masuk ke dalam surga dan tidak akan mendapatkan wanginya. Padahal wangi surga itu tercium dari jarak sekian dan sekian.”

Saudariku yang mulia ….

komitmenmu terhadap ajaran-ajaran agamamu yang lurus dan busana hijab yang kamu kenakan ini, terbilang sebagai jihad besar di masa-masa ini, sebagaimana kita menyaksikan peperangan stigma (pencitraan buruk) terhadap hijab. Maka mengapa kamu tidak menolong agamamu? Dan memujahadahkan dirimu dari nafsu yang mengajak kepada perbuatan tercela? Dengan demikian, kamu telah menjaga kehormatanmu dan masyarakatmu dari perpecahan dan kehinaan?

Ini merupakan suatu kesempatan (berharga) bagimu wahai saudariku yang berprofesi sebagai juru dakwah (da’iyah), maka janganlah ragu untuk mengajak saudari-saudarimu yang muslimah untuk berkomitmen dengan hijab dan pakaian suci lagi santun lainnya, dengan metode targhib (motivasi) dan at-tarhib (peringatan).

Dan kamu, wahai para ayah dari kalangan muslim … Apakah kamu lupa bahwa kamu akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah tentang putri-putrimu, dan Allah akan menanyaimu mengenai (keadaan) mereka. Apakah kamu tidak berpikir di hari dimana putrimu berhias saat ia keluar dari rumah, untuk siapa ia berhias?

Dan kamu, wahai para suami …

Terpikirkah olehmu, untuk siapa istrimu berhias saat ia keluar dari rumah? Apakah kamu lupa bahwa perhiasannya tidaklah layak (untuk dipamerkan) kepada pria selainmu?

Alangkah mengagumkan riwayat kisah ini …
Pada tahun 286 H, ada seorang wanita mengajukan gugatan terhadap suaminya kepada Qadhi ar-Rai, maka ia menggugat suaminya tentang mas kawin senilai 500 (lima ratus) dinar. Ia menyatakan bahwa suaminya tersebut belum memberikan mahar tersebut kepadanya. Maka sang suami membantah pernyataan itu … Lalu sang istri datang dengan membawa barang bukti yang menguatkan persaksiannya akan perkara mahar tersebut. Maka pembantu Qadhi berkata, “Kami minta agar wanita ini menyingkapkan wajahnya kepada kami, sehingga kami mnegetahui bahwa dia memang istrinya atau bukan !!!

Maka saat mereka berketatapan untuk melihat wajahnya, berkata sang suami: “Jangan kalian lakukan itu, sesungguhnya wanita itu benar mengenai apa yang diadukannya. Maka aku mengakui tentang apa yang telah digugatnya.” Demikianlah sikap sang suami sebagai upayanya menjaga (aurat) wajah sang istri yang berada dalam kondisi mendesak (adh-dharurah) diminta untuk diperlihatkan di hadapan persaksian mahkamah pengadilan.

Maka ketika sang istri melihat peristiwa tersebut, dimana suaminya telah memberikan pengakuan jujur hanya sebab untuk memelihara (aurat) wajahnya, maka ia berkata: “Dia (suaminya) telah bebas dari perkara maharku di dunia dan akhirat.”

Inilah bentuk kecemburuan yang sejatinya, dan inilah hakikat yang sudah seharusnya kita ketahui.
Wahai para orang tua, para suami, dan wanita muslimah … bertakwalah kepada Allah. Ketahuilah bahwa kalian akan kembali kepada-Nya …..

Dengan sikap kamu yang menggampangkan perkara ini, berarti kamu telah turut memberikan saham dalam penyebaran perbuatan keji (al-fahisyah) di tengah orang-orang beriman. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.” (QS.24:19)

Jangan dengarkan (kicauan) para “penyeru-penyeru kebebasan” sebagaimana yang mereka klaimkan. Demi Allah, sesungguhnya mereka adalah para penyeru kesesatan dan bukan kebebasan. Kebebasan bukanlah dengan tabarruj (berhias diri) dan menyebarkan kehinaan di tengah masyarakat. Sesungguhnya seluruh risalah samawi dan nilai-nilai kemanusiaan mengajak untuk menutup dan mengenakan hijab. Maka ini merupakan fithrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fithrah itu.

Maka janganlah kalian jual akhirat kalian dengan dunia … Hidup dunia hanya sebentar … maka jadikanlah hidup di dunia sebagai (ladang) ketaatan (kepada Allah). Sedangkan jiwa itu rakus, maka ajarkanlah qana’ah kepadanya ….

Bertaubatlah kepada Allah, Yang menciptakan dan membentuk rupa kalian. Berpegang teguhlah dengan nilai-nilai agama kalian yang lurus sehingga kalian mencapai sukses di dunia dan akhirat. Jangan ikuti hawa nafsu dan (ajakan) para syaithan dari kalangan jin dan manusia yang menghendaki kalian tersesat dari jalan Allah dan dari jalan yang lurus. Maka demi Allah, sesungguhnya mereka tidak akan dapat memberikan manfaat apapun kepada kalian …. Bahkan sebaliknya mereka akan mencelakakan kalian dan mereka adalah para pendusta-pendusta ulung :

“Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta..” (QS.18:05)

Sementara Allah lebih berhak untuk kalian takuti, dan tipu muslihat syaithan adalah lemah. (Thariq al-Islam)

matematika islami


الحمد لله رب العالمين, والصلاة والسلام على إمام المرسلين نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين

Tidak diragukan lagi bahwa salah satu tujuan utama seorang guru teladan adalah mengarahkan murid-muridnya ke hal-hal yang bisa mendekatkan mereka kepada Allah ta'ala, baik itu berupa amal shalih, akhlak yang mulia, maupun berpegang teguh kepada keimanan yang murni, yang mana para makhluk tidaklah Allah ciptakan melainkan hanya untuk menunaikan tujuan utama tersebut.

Tujuan mulia ini selayaknya menjadi titik tolak langkah seorang guru teladan.

Merupakan salah satu hal yang amat bermanfaat bagi para guru matematika khususnya: agar melontarkan dalam bidangnya soal-soal matematika yang disebutkan dalam ayat-ayat al-Qur'an maupun dalam hadits-hadits nabi r yang shahih yang berkenaan dengan dzikir-dzikir harian seorang muslim ataupun ritual ibadahnya. Dengan tujuan menguatkan ikatan generasi muda dengan keimanan, ibadah dan senantiasa ingat kepada Allah 'azza wa jalla.

Di sini kami ingin membawakan beberapa soal-soal matematika, sebagai contoh, yang semoga bisa membantu para guru matematika untuk menggapai tujuan yang mulia ini.

Soal Pertama:

Allah ta'ala berfirman (yang artinya): "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan) oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui". QS. Al-Baqarah ayat 261.

Pertanyaan:

Berapakah jumlah benih yang ada setelah dilipat gandakan?

Jawaban:

7 x 100 = 700 biji.



Soal Kedua:

Allah ta'ala berfirman (yang artinya): "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun". QS. Al-'Ankabut ayat 14.

Pertanyaan: 

Berapa tahun nabi Nuh 'alaihissalam mendakwahi kaumnya?

Jawaban:

1000 – 50 = 950 tahun.



Soal Ketiga:

Allah ta'ala berfirman (yang artinya): "(Seorang ibu) mengandung (anaknya) dan menyusuinya selama tiga puluh bulan". QS. Al-Ahqaf ayat 15.

Allah ta'ala juga berfirman (yang artinya): "Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh". QS Al-Baqarah ayat 233.

Pertanyaan:

Berapa bulankah batas minimal seorang anak berada dalam kandungan ibunya?

Jawaban:

2 tahun = 24 bulan

Batas minimal seorang anak berada dalam kandungan ibunya: 30 – 24 = 6 bulan.



Soal Keempat:

Allah ta'ala berfirman (yang artinya): "Lailatul qodar lebih mulia dari seribu bulan". QS. Al-Qadr ayat: 3.

Pertanyaan:

a. Berapa tahunkah kemuliaan satu lailatul qodar?

b. Berapa harikah keutamaan satu lailatul qodar?

Jawaban:

a. Keutamaan satu lailatul qodar: 1000 : 12 = 83,33 tahun.

b. Jiikalau 1 bulan = 30 hari, berarti keutamaan satu lailatul qodar: 1000 x 30 = 30.000 hari.



Soal Kelima:

Allah ta'ala berfirman (yang artinya): "Dan mereka (ashabul kahfi) tinggal di dalam gua mereka selama tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi). QS. Al-Kahfi ayat 25.

Pertanyaan:

Berapa tahunkah ashabul kahfi tinggal di dalam gua mereka?

Jawaban:

300 + 9 = 309 tahun.



Soal Keenam:

Dari Abdullah bin Zubair radhiyallahu 'anhuma, rasulullah r bersabda: "Mengerjakan satu shalat di masjidku (masjid nabawi) ini lebih mulia daripada shalat di masjid-masjid yang lain, kecuali masjidil haram. Dan mengerjakan satu shalat di masjidil haram lebih mulia daripada shalat di masjidku (masjid nabawi) sebanyak 100 kali shalat"[1].

Pertanyaan:

Berapa kalikah keutamaan shalat di masjidil haram dibandingkan dengan shalat di masjid yang lain selain masjid nabawi?

Jawaban:

1000 x 100 = 100.000 kali shalat.




[1] HR. Ahmad (4/5), dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahihul Jami' (3735)

pengorbanan seorang anak untuk IBU...


Sebuah kisah nyata yang patut di jadikan renungan..



Hawa udara di Changchun , Tiongkok, sangatlah dingin. Li Yuanyuan mengangkat sang ibu yang lumpuh kedua kakinya sambil menggendong putrinya yang berusia dua tahun buru-buru ke rumah sakit karena sang ibu terkena serangan jantung lagi. Orang-orang yang berlalu lalang di jalan memandang mereka bertiga dengan mata terbeliak, semua takjub melihat seorang wanita yang kelihatannya kurus lemah justru memiliki tenaga untuk mengangkat satu orang sambil menggendong satu lagi…

Menurut laporan “City Evening Post”, di pagi buta, 13 februari 2008, Li Yuanyuan telah memakaikan baju bagi anak dan sang ibu yang baru sembuh dari sakitnya. Jam 10 pagi, Yuanyuan bercangkung di depan sang ibu, meletakkan kedua kaki ibu di pinggangnya lalu mengangkat sang ibu, kemudian menggendong putrinya yang berdiri di atas tempat tidur.

Kedua tangan Yuanyuan dipakai untuk menyangga sang ibu, sedangkan sang ibu membantu merangkul cucunya melalui leher Yuanyuan. Dengan cara inilah tiga orang tersebut saling berangkulan dengan susah payah keluar dari rumah sakit. Sang ibu telah lumpuh selama 21 tahun, selama 21 tahun itu pulalah Yuanyuan terbiasa mengangkat sang ibu keluar masuk rumah sakit.

Ketika Yuanyuan berusia 7 tahun terjadilah sebuah kecelakaan lalu lintas yang benar-benar telah merubah kehidupannya. Karena kecelakaan ini ibunda mengalami kelumpuhan pada kedua kaki yang dipersulitkan lagi dengan menghilangnya sang ayah. Sejak saat itu, Yuanyuan menjadi tulang punggung rumah tangga. Karena tidak ada penghasilan Yuanyuan menghidupi keluarga dengan menjadi pekebun, wang hasil kerja kerasnya habis terpakai untuk mengurus sang ibu.

Rasa bakti Yuanyuan kepada orang tua sangat menyentuh hati jiran meraka, banyak jiran tetangga yang dengan sukarela memberi bantuan kepada sang ibu dan putrinya ini. Karena sepanjang tahun hanya mampu baring, otot kaki sang ibu sering kejang, sakitnya tak terhingga.

Ada seorang jiran yang berkerja sebagai seorang dokter tradisional tua, setiap hari membantunya memberikan terapi akupunktur terhadap ibu Yuan-yuan, bahkan mengajarnya menggunakan teknik akupunktur sederhana. Sejak berusia 11 tahun sampai sekarang, Yuanyuan sudah dapat menggunakan teknik akupunktur untuk meringankan rasa sakit ibunya.

Tiga tahun yang lalu, Yuan-yuan menikah, setahun kemudian, Yuanyuan melahirkan seorang putri. Namun di mana pun dan kapan pun, Yuanyuan tidak pernah meninggalkan sang ibu, dia dan suaminya bersama-sama memikul tanggung jawab mengurus sang ibu.

Meskipun rumah tangganya tidak terbilang kaya, mereka sangatlah puas. Sang ibu berkata, terkenang masa 21 tahun ini meskipun penuh penderitaan, namun dia sangat puas, dia merasa diri-nya sama dengan orang tua lain yang juga telah menikmati kehangatan keluarga.

Bagi Yuanyuan, selama 21 tahun ini, dia merasa dirinya sangat bahagia, karena dia adalah seorang anak yang masih memiliki seorang ibu.

"Saya rela menjadi tongkat ibu sepanjang hidup……"

semoga ini bisa menjadi muhasabah bagi kita semua...mari renungkan!!

Ikhwah fillah...  saat kendaraan bagus  dan mulus yang kita miliki tergores, goresannya bagai menyayat hati kita. Saat kita kehilangan handphone di tengah jalan,
separuh tubuh ini seperti hilang bersama barang kebanggaan kita tersebut. Saat orang mengambil secara paksa uang kita, seolah terampas semua harapan.


Tetapi ya ikhwah fillah.., tak tersirat sedikitpun keresahan dalam hati saat kita melakukan perbuatan yang melanggar perintah Alloh, kita masih merasa tenang meski terlalu sering meremehkan waktu sholat, kita masih berdiri tegak dan sombong meski tak sedikitpun infak dan shodaqoh tersisihkan dari harta kita, meski disekeliling kita anak-anak yatim menangis menahan lapar. Sahabat, ada apa dengan kita?

ikhwah fillah.., kata-kata kotor dan dampratan seketika keluar tatkala sebuah mobil yang melaju kencang menciprati pakaian bersih kita. Enggan dan malu kita menggunakan pakaian yang terkena noda tinta meski setitik dan kita akan tanggalkan pakaian-pakaian yang robek, bolong dan menggantinya dengan yang baru.

Tetapi ikhwah fillah, kita tak pernah ambil pusing dengan tumpukan dosa yang mengotori tubuh ini, kita tak pernah merasa malu berjalan meski wajah kita penuh noda kenistaan, kita pun tak pernah tahu bahwa titik-titik hitam terus menyerang hati ini hingga saatnya hati kita begitu pekat, dan kitapun tak pernah mencoba memperbaharuinya. ikhwah fillah, ada apa dengan kita?

ikhwah fillah, kita merasa tidak dihormati saat teguran dan sapaan kita tidak didengarkan, hati ini begitu sakit jika orang lain mengindahkan panggilan kita, terkadang kita kecewa saat orang lain tidak mengenali kita meski kita seorang pejabat, pengusaha, kepala pemerintahan, tokoh masyarakat bahkan orang terpandang, kita sangat khawatir kalau-kalau orang membenci kita, dan berat rasanya saat orang-orang meninggalkan kita.

Tetapi juga ikhwah fillah, tidak jarang kita abaikan nasihat orang, begitu sering kita tak mempedulikan panggilan adzan, tak bergetar hati ini saat lantunan ayat-ayat Alloh ta'ala terdengar ditelinga. Dengan segala kealpaan dan kekhilafan, kita tak pernah takut jika Alloh subhanahu wata'ala Yang Maha Menguasai segalanya membenci kita dan memalingkan wajah Nya, kita pun tak pernah mau tahu, Baginda Rasulullah memberikan syafa'at kepada kita atau tidak di Padang Masyhar nanti. Kita juga, tak peduli melihat diri ini jauh dari kumpulan orang-orang sholeh dan beriman.

ikhwah fillah.., tanyakan dalam hati kita masing-masing, ada apa dengan kita?



 Wallahu a'lam bishshowaab.

kisah derita sandal jepit.


Pembaca yang budiman ada Sebuah ilustrasi yang mana bisa menjadi muhasabah dan renungan berharga bagi kita semuanya dalam mengarungi kehidupan di dunia ini..




Pada Suatu malam, saat semua penghuni rumah sudah terlelap. Sandal jepit yang berada di luar rumah menggigil kedinginan. Tak pernah sekalipun ia diajak masuk oleh si pemiliknya. Dengan tubuh kotor penuh debu, kadang lumpur, ia selalu dibiarkan tergeletak di depan. Rupanya, keluhan itu sempat di dengar oleh Peci yang tergantung di paku di dinding ruang tamu. Melihat rekannya yang berada diluar, Peci hanya tersenyum penuh kemenangan dan pura-pura tertidur tak mempedulikan Sandal Jepit yang mulai menangis.

Dalam batinnya, Sandal berkata, sungguh enak menjadi Peci. Ia selalu ditempatkan diatas, dipakai atau tidak, tak pernah ia berada dibawah. Lain halnya dengan dirinya, dipakai terinjak-injak, tak dipakai tetap tersingkir di pojokkan, ditanah atau dilantai dingin. Setiap kali hendak digunakan, tuan pemilik selalu membersihkan Peci, tak satupun debu dibiarkan hinggap, dan sepulang diajak pergi, kembali dibersihkan dan diletakkan kembali ke tempat yang lebih terhormat, jika tidak diatas lemari, didalam lemari, diatas buffet, paling rendah tergantung di dinding. Berbeda dengan nasib Sandal Jepit, dipakai tak pernah dibersihkan, sepulangnya semakin tak dipedulikan sekotor apapun, mulai dari debu, sampai kotoran dengan aroma bau yang tak sedap.

Kalaupun diajak pergi, Sandal tak pernah ke tempat yang bersih, ke pasar, ke kebun, lapangan, atau ke toilet. Jelas saja, tuan pemilik akan lebih memilih sepatu atau sendal kulit untuk ke Mall, ke pesta, atau ke tempat-tempat yang memang bukan tempatnya Sandal berada disana. Tapi, Sandal juga dipakai jika tuan pemilik hendak ke Masjid. Entah ini penghormatan atau sebaliknya buat Sandal Jepit karena jika nanti di Masjid ia harus berpindah kaki dengan orang lain alias hilang, toh tuan pemilik hanya berpikir, ”Untung cuma Sandal Jepit”. Sedangkan Peci, selalu dipakai ke tempat kondangan, bahkan para pemimpin negeri, pejabat-pejabat penting negara ini wajib menggunakan Peci saat pelantikan dan acara-acara resmi, acara kehormatan kenegaraan.

Peci hampir tak pernah dipinjamkan kepada tuan yang lain, karena biasanya masing-masing sudah memiliki. Tapi Sandal, sekalipun ada beberapa, tak pernah ia diberikan kehormatan untuk mengabdi pada satu tuannya saja. Ia bisa dipakai sekeluarga baik ayah, istri, tuan anak, atau juga pembantu. Tidak jarang, ia dipinjamkan juga ke tetangga, atau teman-teman. Kalaupun usang dan berubah warna, Peci biasanya tak pernah dibuang. Disimpan dalam kardus di gudang dengan rapih, atau paling mungkin diberikan kepada anak-anak yatim atau siapa saja yang membutuhkannya. Intinya, masih bernilai paskaguna. sedangkan Sandal Jepit? Jelek sedikit diganti, apalagi kalau sudah putus talinya, tidak ada tempat yang paling pas kecuali tong sampah. Terkadang, ia juga harus merasakan kepedihan jika tubuhnya harus dipotong-potong untuk pengganti rem blong, atau dibuat ban mobil-mobilan mainan anak-anak.

Tapi Sandal tetap menyadari status dan perannya sebagai Sandal yang akan selalu terinjak-injak, kotor, dan tak pernah diatas. Sandal tak pernah iri dengan peran peci. Terlebih saat tuan pemilik berhadapan dengan Rabbnya, dan ditanya si pemilik ke dua nya ; “Mana dari dua barang milikmu yang paling sering kau gunakan, paling bermanfaat, Sandal Jepit atau Peci, yang akan kau bawa bersamamu ke surga?” Dengan mantap tuan pemilik menyebut Sandal Jepit jauh lebih memberikan manfaat baginya.

♣¤═════¤ஜ۩۞۩ஜ¤════♣                     


Saudaraku ikhwah fillah..., tak penting apa status, peran dan fungsi Anda di dunia ini, karena Alloh ta'ala, Rasul dan manusia yang beriman tidak melihat Anda dari pakaian yang dikenakan, jabatan yang di emban, dan kehormatan yang disandang, tapi seberapa bermanfaatnya Anda bagi orang lain dengan status dan peran Anda tersebut. Jika demikian, bukan hal penting untuk mempertanyakan status dan jabatan penting apa yang akan kita sandang saat ini dan nanti, tetapi terpenting adalah mempertanyakan, seberapa bisa kita berbuat baik dan bermanfaat bagi banyak orang.?

Wallahu ‘a’lam bishshowaab ..